Wednesday, August 27, 2014

NESTLE MANAGEMENT TRAINEE 2013

NESTLE MANAGEMENT TRAINEE 2013

Saya ingin menceritakan sedikit mengenai pengalaman saya menjadi bagian dari MT Nestle 2013. Mungkin proses seleksi nya dari tahun ke tahun mengalami sedikit perubahan, tapi inti nya tetap sama. Waktu awal mendaftar saya memilih bagian Commercial yaitu sales dan marketing, dan ternyata saya ditempatkan di divisi Infant Nutrition. MT Nestle Batch 2013 terdiri dari 14 orang terpilih dari ribuan pendaftar.

IMG-20131127-WA0011
Saya sangat bersyukur karena banyak pembelajaran yang bisa saya dapatkan sebagai MT, karena ketika lulus dari universitas sebenarnya ilmu yang kita miliki baru teoritis, disini saya jadi belajar ilmu bisnis secara aplikatif. Program MT ini adalah semacam program “akselerasi” yang dirancang untuk mempersiapkan “future leader” perusahaan. Benefit dari MT adalah mereka memiliki kesempatan untuk meraih jenjang karir dengan lebih cepat dibanding karyawan regular. Tugas utama MT adalah belajar sebanyak-banyaknya mengenai bisnis Nestle dan memberikan ide improvement  sepanjang end-to-end process melalui project-project yang diberikan.
Program MT Nestle terdiri dari 3 tahapan. Tahap pertama terdiri dari satu bulan in class training dimana kita belajar mengenai culture dan value Nestle, introduksi dari masing-masing divisi, dan juga pelatihan softskill. Tahap kedua berlangsung selama 5 bulan, yaitu rotasi ke semua divisi sepanjang value stream Nestle. Sedangkan pada tahap ketiga yaitu 1,5 tahun kita baru akan bergabung dengan divisi terpilih masing-masing. Jadi total program MT selama 2 tahun dan setiap 6 bulan sekali kita harus presentasi untuk evaluasi performa kita.

Hal utama yang dilihat dari seorang MT adalah personality nya, apakah dia memiliki value dan attitude yang sesuai dengan value Nestle. Seorang MT dituntut untuk memiliki jiwa kepemimpinan, curiosity yang tinggi, mudah beradaptasi, kreatif dan aktif memberikan ide, focus dan berusaha keras mencapai tujuan.
Di Nestle kita memiliki kesempatan exposure internasional yang cukup baik karena dalam keseharian  pekerjaan, kita berinteraksi dengan karyawan dari berbagai nasionalitas. Nestle juga memiliki concern for business sustainability mengenai keseimbangan sumberdaya alam, pengembangan masyarakat dan pengolahan limbah melalui program CSV (creating shared value). Semua pembelajaran selama menjadi MT Nestle menurut saya menarik, terutama orang-orang inspiring yang saya temui disini. Hal yang unik dalam program MT Nestle ini, kita memiliki mentor dan coach yang merupakan Director dan Manager divisi kita. Mereka secara rutin akan memberikan bimbingan kepada MT masing-masing, persis seperti pembimbing skripsi dan bahkan kita diberikan journey book yang harus diisi seperti kartu bimbingan skripsi, hheJ

 Tahapan seleksi MT Nestle Indonesia
- Pertama seleksi berkas, yaitu mengirimkan satu lembar formulir yang telah disediakan Nestle. Dalam form ini kita harus menuliskan mengenai diri kita secara ringkas, padat, jelas dan menjual. Biasanya pendaftaran dibuka bulan April-Mei.

- Tahap kedua disebut dengan “3 minutes pitching” diadakan pada campus roadshow di 4 kota besaryaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang. Saya mengikuti roadshow yang diadakan di UI. Pada 3 minutes pitching kita diberikan satu buah pertanyaan yang harus dijawab dalam 3 menit dengan menggunakan bahasa inggris. Pada tahap ini yang dinilai adalah cara berkomunikasi, kemampuan public speaking, dan kelancaran berbahasa inggris. 

- Tahap ketiga yaitu psikotest yang diadakan sebagaimana psikotest pada umumnya, yaitu untuk menilai logika, kemampuan memecahkan masalah dan daya analisis.

- Tahap keempat yaitu Assessment Day. Pada tahap ini dilakukan penilaian FGD (Focus Group Discussion). Kita dikelompokkan berdasarkan divisi yang  dipilih, kemudian diberikan waktu untuk membaca dan mendiskusikansebuah business case. Pada tahap ini dinilai kemampuan menganalisis permasalahan, kemampuan berargumentasi, berperan kontributif dalam memberikan ide, dapat menghargai pendapat orang lain, tidak pasif tapi tidak juga mendominasi. Setelah FGD selesai, pada hari yang sama juga diadakan interview personal oleh HR.

- Tahap kelima yaitu personal presentation diikuti dengan interview oleh Board of Director. Disini kita diberikan kesempatan untuk tampil meyakinkan dan memberikan impression yang kuat bahwa kita adalah orang yang tepat untuk Nestle. Tahap terakhir yaitu medical check-up.
HARUMI AINI PROFILE

Interview biasanya merupakan tahap penentuan, tentu saja first impression sangat penting. Sebuah penelitian mengatakan rata-rata dalam 90 detik pertama, atasan sudah dapat menilai diri  kita. Penampilan harus rapi dan professional, dalam menjawab pertanyaan harus relax dan mengalir seperti bercerita saja. Jangan lupa tersenyum dan kontak mata yang baik agar terlihat percaya diri. Saat interview kita harus menunjukkan sisi menarik pada diri kita yang membedakan kita dengan orang lain. Jika ingin bergabung dalam multinasional company tentu interview dilakukan dalam bahasa inggris, siapkan diri mulai dari sekarang untuk memperlancar percakapan bahasa Inggris.

Melamar pekerjaan bukanlah hal yang dapat disiapkan dalam semalaman hanya dengan membuat CV yang bagus atau mempersiapkan jawaba nyang baik atas pertanyaan interview. CV kita sebenarnya merupakan cerminan, sejauh mana kita telah mengembangkan diri kita sepanjang masa perkuliahan. Jangan tunggu sampai sidang atau bahkan wisuda untuk memulai mencari pekerjaan, karena proses penerimaan karyawan baru biasanya memakan waktu berbulan-bulan.Khususnya di Nestle, walaupun belum lulus pun sudah bisa mendaftar sebagai MT dan diberikan  kesempatan cuti untuk sidang dan wisuda. Pastikan kita yakin bidang pekerjaan apa yang ingin kita geluti, cari tahu informasi sebanyak-banyaknya dari kakak kelas mengenai pekerjaan tersebut. Yang paling penting adalah know yourself, be yourself and believe in yourself! Selamat memasuki dunia kerja dan sampai jumpa di langit kesuksesan masing-masing! 

Monday, August 25, 2014

JENESYS 2.0. 2013, Japan Experience!

May 25, 2013
Delegates from DKI Jakarta and West Java gathered at 12.00-14.00  in Rama Tour office, Pullman Hotel and set off together to the Japanese Embassy to get a briefing. At 16:30 all delegates from all over Indonesia (36 people) arrived at the Embassy of Japan to get a briefing from the embassy, Jenesys 2.0 Batch 1 alumni, and direction from Kemenpora. In the evening, the Indonesian delegation departed using the bus to the Soekarno Hatta airport. Before taking off to Japan, Indonesia delegation got a dinner at the airport restaurant and were handed the passport, visa, ticket and other related documents required in departure.



May 26, 2013
Around 10 am, the Indonesian delegation arrived at Narita International Airport and then picked up towards the Nikko Narita Hotel. We were greeted by our country coordinator, then we were briefed about the program. After lunch, we took some break to resume the activities in the afternoon. The whole Jenesys delegates from all ASEAN countries depart from Hotel to the Cultural Center Shibayama to be given an orientation about the program by JICE. On this day, the Indonesian delegation was officially divided into 12 Group which will undergo either a different content program, location and hotel. Each country is represented by each of three delegates from all member countries of ASEAN. My group was Group D and it took place in Shizuoka Prefecture. Each group is accompanied by a Group Coordinator from JICE, and another coordinator from each prefecture. On this day was also conducted the elections of Group Leader, and I was given the privilege to sharpen my leadership skills because I was selected as Sub-Group Leader to lead the 27 participants in Group D.


May 27,  2013
All participants gathered at the House of the National Olympics Memorial Youth Center to listen to lectures from several speakers such as: Mr. Yoshikuni Ohnishi as the Secretary-General of ASEAN-JAPAN Centre. The next presentation was delivered by Mr. Songkane Luangmununthone as the director of the Trade and Investment Division and the final presentation was delivered by Mr. Axioma Dananjaya as director of tourism and youth exchanges ASEAN-Japan Centre.

After lunch the participants were invited to visit the famous Asakusa shrine. In Asakusa, the participants were given free time to conduct exploration on the Japanese culture as well as to buy Japanese souvenirs.

Up in the afternoon, we moved to a hotel in Tokyo region, Harumi Grand Hotel. After dinner, all participants were given free time to explore Tokyo with a note to go back to the hotel at 22:00. We and some friends from Indonesia, Brunei, Thailand, Singapore and Malaysia then decided to pay a visit to Shibuya, a fashion and shopping center in Tokyo. To reach Shibuya, we used the facilities at the Tokyo Subway public transportation which is convenient and easily accessible.


May 28,  2013
On this day each group went to each prefecture. Our group set out to use the Shinkanzen express train heading to Shizuoka City which took about 1 hour 15 minutes from Tokyo. In the afternoon, we headed the regional administration building, Shizuoka Rosei Kaikan Building. There we were greeted by representatives of Shizuoka local government. We also get an overview of learning about Shizuoka Prefecture, industrial and trade policies in Shizuoka and Shizuoka cooperative relations with ASEAN. Shizuoka Prefecture has quite a lot contribution in Japanese GDP income. Shizuoka is a place of international class Multi National Company, like Honda, Toyota and Daihatsu. Shizuoka is also known as the number one producer of green tea in Japan, high income is also earned from high rate of Shizuoka green tea exports. The impressive thing that we can learn is the government policy that strongly supports the development of small and medium enterprises in Shizuoka.

After getting  reviews from the local government, we did a workshops in a form of focus group discussion (FGD) to discuss what action plan will be presented at the end of the program. At this workshop, the Group was divided into 3 small groups and then discussed the outlook for Japan-ASEAN before attending the program, things encountered and learned throughout the program, and in the end the proposed action plan.



May 29,  2013
On this day, the delegation was taken to the Port of Shimizu. Port of Shimizu is an important door in the activities of Japan's exports and imports to several countries overseas. We learned that the port mainly exports motorcycle, car, and manufacturing products. The port has a very good security system and advanced technology. They have a recovery system in case of an earthquake or snow storm, so it will not slow down the pace of port activity.

After visiting the port, our group had the opportunity to visit the University of Shizuoka. There, we were greeted by Professors and students of the university. We then were divided into small groups to listen to the presentation and discussion with the students. Group presentations which were given by them were about Mount Fuji, Japan's summer festivals, the hospitality of the Japanese people, and traditional Japanese food. On this occasion, we also exchanged business cards to establish long-term friendships. Indonesian delegation also distributed Indonesian souvenirs to introduce Indonesian culture.


May 30,  2013
The third day in Shizuoka Prefecture, we took a trip to Tokai Meiji Co., Ltd, one of the largest company in Japan's food, snacks and chocolates sector. We are guided by the employees to observe Meiji chocolate production process that is capable of entering international markets including Indonesia. In this observation, we were demonstrated how advanced production machines able to process the products with highly efficient rate, so company get the maximum quality and quantity. The orientation and philosophy of this company is the customer satisfaction not only limited to profit orientation. The Company also appreciate the professionalism of the workers because the work environment was so comfortable and clean so as to maximize the working energy and spirit.

The second visit was to the radio, TV and local newspaper located in Shizuoka Broadcasting System (SBS) Building. When we came it was the time to produce the afternoon edition of the newspaper, there we were invited to see the process of making newspaper began form the editing process until the printing process. Inside the building we also got the opportunity to On Air in the SBS Shizuoka Live Radio Programme. We get a few minutes to introduce ourselves. The broadcaster also feel interested and asking about the hijab I wear. In addition, they also took a photo of our Group and then published it in the local newspaper the next day.

After that, we returned to the hotel for a brief rest and prepare for the evening; there will be performances and cultural exchanges from each country with local Japanese community. We went to a building, there has been present several local society and students from Shizuoka. The event began with remarks from community representatives of Shizuoka, followed by cultural performances from each country delegation. Each delegate displays its culture in the form of dances, songs, or other arts. The three of us as the Indonesian delegation performed “sinden”, dances and songs which were packaged in a "Dolanan Java" performance.

After the performances of delegates JENESYS 2.0, local communities also provide an explanation about the Japanese culture and  by holding quizzes also games. After dinner, we had the opportunity to meet, greet and socialize with the local Japanese people. On this occasion, I introduced some Indonesian food that I brought from Indonesia like “Dodol”  and cassava chips. I also explained to about Indonesia through a pop up card media that I created. At the end of the show, I also distributed some souvenirs from Indonesia. Through such cultural events like this, it is expected that there would grow a sense of tolerance among nations with understanding to the various culture of each country. In addition, to get to know each other so as to establish a good relationship in the future.

May 31, 2013
In the morning we visited a agro-tourism place, which is the plantations of tea Nihondaira Ocha kaikan. There we can directly experience the traditional culture Japan by plucking tea leaf. We were guided on how to pluck the tea leaves so the good quality can be assured. We were also given the knowledge about the best time of plucking tea, when the tea grew for the first times within the season, which is known for tea type 1. We were also served with a dish of green tea and tempura made from tea leaf.

Trip continued with visiting the historical Shrine in Shizuoka and also Japan namely Kuno-zan Toshugu. This place is above the hill so to get there, we should took the cable train or gondola. This temple was built as a memory of a Shogun dedication in Edo Era which managed to bring peacefulness and unity in Japan on the year 1600, named Tokugawa Leyasu. This building is very traditional because it was used as a staying  place by the third child of Tokugawa Leyasu namely Hidetada. Kuno-zan Toshogu was built with a mix styles between Shintoism and Buddhism. However after-based government Shogun ends, imperial Japan decided to separate both religions. So the Buddhism ornaments and style was abolished and was remodel with the influence of  Shintoism. But Japanese has a high tolerance on both religion.

After visiting the shrine, we did the second workshop for more than 3 hours. In this workshop was also done the selection for representatives of the groups who will perform the presentation on the last day. I was selected to became the presenter in the action plan along with two friends from Indonesian and the Philippines. On the night in hotel, we work on the preparations of presentation such as making action plan reports, power point slide show, also a video which will be displayed during the presentation.

June 1,  2013
On the last day of the program, at the morning we got ready to go to the train station. By using Shinkanzen, we returned back to Tokyo. On the trip we get a chance to see Mount Fuji, the highest mountain in Japan which has become a well-known icon of Japan. After arriving in Tokyo we headed to a hotel to present the results of the workshop and action plan to be carried out. After the presentations were done we went on a trip to Nikko Narita Hotel to get home tomorrow morning.



June 2, 2013
After breakfast, Indonesian contingent gathered to return to Indonesia. This morning, many of us are sad and even cried because we have to separate with our firnds. But it was also a proof that the purpose of the program succeeded because it increases the friendship and sense of belonging of ASEAN youth.

After traveling for more than 7 hours, the Indonesian delegation arrived at Soekarno Hatta International Airport. We did a quick review before parting and some delegates proceeded to their respective areas.



HNMUN 2013 Personal Report

Nama              : Harumi Aini
Committee      : Legal Committee


A.    Uraian singkat Legal Committee
Komite Keenam pada General Assembly PBB ini lebih dikenal sebagai Legal Committee atau Komite Hukum. Legal Committee merupakan komite yang bertugas untuk menyusun dasar-dasar hukum yang akan digunakan sebagai rekomendasi pembuatan hukum. Internasional. Legal Committee mengadakan sidang pertamanya pada tahun 1948. Mandat Komite adalah berasal dari Piagam PBB (Bab IV, Pasal 13, Pasal 1, Ayat A) yang memberikan Majelis Umum wewenang untuk "memulai [...] dan membuat rekomendasi untuk tujuan [...] mempromosikan kerjasama internasional [...] dan mendorong perkembangan progresif internasional hukum dan kodifikasi nya. "2 Legal Committee telah membuat banyak kontribusi penting dalam perumusan hukum internasional dan perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan di bawah hukum internasional.

Berbeda dengan komite lainnya dalam General Assembly, tahun ini Legal Committee hanya memiliki satu topic untuk dibahas, Topik yang diangkat pada komite ini yaitu Pre-emptive War – Legality Under International Law. Pre-emptive war sendiri dimaksudkan sebagai pertahanan diri dengan melakukan serangan atau perang terlebih dahulu kepada lawan ketika negara merasa terancam dan pihak lawan telah memberikan sinyal-sinyal nyata akan kemungkinan adanya serangan, sehingga diharapkan dapat meminimalisir dampak lebih besar jika serangan sebenarnya terjadi. Masalah yang akan dibahas oleh Komite Hukum tahun ini menyangkut legalitas pembelaan diri antisipatif di bawah hukum internasional. Setelah Perang Dunia II, pencipta Piagam PBB berusaha untuk "menyelamatkan generasi penerus dari bencana perang "1 dan dengan demikian mendirikan larangan umum tentang penggunaan pemaksaan berdasarkan Pasal 2 (4) Piagam PBB. Namun dalam pasal 51 masih terdapat kerancuan definisi dan perbedaan interpretasi sehingga beberapa negara melakukan justifikasi tindakan perang pre-emptive dengan dalih melakukan pertahanan diri bagi negaranya .

B.     Jalannya Persidangan
Pada HNMUN kali ini, Delegasi Djarum Foundation merepresentasikan negara Yemen yang pada Legal Committee ini diwakili oleh Harumi Aini dan Hafiz Budi. Pihak panitia legal committee mengalami keterlambatan satu bulan lebih dalam mengeluarkan study guide untuk topik ini, maka kami memiliki waktu yang lebih singkat dalam mempelajari dan melakukan research untuk topik ini. Topik ini cukup sulit bagi kami berdua, karena kami sama-sama tidak berasal dari jurusan hukum sehingga kami harus mempelajari lagi dasar-dasar hukum yang akan digunakan dalam pembahasan topik ini. Topik ini juga termasuk topik yang baru dalam PBB karena belum pernah ada resolusi yang dihasilkan mengenai pre-emptive war, sehingga kami juga agak kesulitan dalam mencari referensi. Walaupun pada awalnya mengalamai kesulitan, tapi kami mencoba berusaha dalam latihan nasional 3 untuk membuat position paper dan draft resolution negara Yemen untuk topik ini. Pada latihan nasional 4 kami juga dibantu oleh trainer kami untuk memahami garis besar dan arah perdebatan serta penyelesaian permasalahan tersebut. 

      Dalam jalannya sidang, terdapat enam committee session yang harus dijalankan oleh seluruh delegasi, Committee session pertama diawali dengan general speaker’s list, dimana delegasi negara memiliki kesempatan untuk menyampaikan pandangan umum negara nya terhadap topik permasalahan yang akan dibahas. Committee session berikutnya merupakan tahapan yang harus dijalani untuk mendapatkan hasil akhir dari sidang yaitu Draft Resolution. Dalam sesi-sesi berikutnya delegasi dapat mengajukan motion atau mosi sub topic spesifik yang ingin dibahas dan diperdepatkan. Semua hasil perdebatan mosi itu digunakan sebagai acuan dalam membuat Working Paper. Proses pembuatan Working Paper berlangsung dengan cepat, beberapa negara sudah mulai melakukan pendekatan pada delegasi negara yang memiliki pandangan yang sama, kemudian beberapa negara leader berusaha mengumpulkan negara-negara yang lebih kecil untuk menjadi aliansi. Di akhir sesi pertama, negara Yemen sudah memulai penulisan working paper bersama dengan delegasi Brazil dan beberapa negara lainnya.

Yemen memiliki kepentingan yang cukup signifikan mengenai topik pre-emptive war ini karena dikhawatirkan Yemen juga dapat menjadi salah satu sasaran pre-emptive war dari Amerika Serikat akibat adanya jaringan Al-Qaeda yang disinyalir berpindah markas ke negara Yemen.  Fokus utama Yemen dalam membuat resolusi adalah definisi dan batasan pertahanan diri, uraian interpretasi dari piagam PBB pasal 51, solusi internasional terhadap ancaman abad 21 mengenai terorisme, senjata nuklir dan senjata pemusnah massal.
Pada committee session berikutnya, delegasi Yemen ternyata memiliki beberapa poin pembahasan yang berbeda dari delegasi Brazil, maka pada unmoderated caucus Yemen mencoba berinteraksi dengan delegasi lain untuk mencari aliansi yang lebih sesuai. Terdapatnya beberapa aliansi negara dalam legal committee akhirnya menghasilkan 7 working paper, yang disarankan untuk direduksi oleh Direktur, sehingga sesi berlanjut pada pembahasan untuk menggabungkan beberapa working paper yang memiliki dasar ide dan solusi yang sama. Penggabungan working paper ini dilakukan pada unmoderated caucus, yang merupakan sesi diskusi bebas di luar ruang konferensi. Setelah melalui berbagai diskusi, pertimbangan, dan negosiasi, kami memutuskan untuk beraliansi dengan negara Uganda, Lithuania, Argentina, dan beberapa negara lain yang memiliki kesamaan pandangan dan dapat menghasilkan working paper yang lebih komprehensif.

Proses selanjutnya adalah membentuk draft resolution. Ada beberapa aliansi yang berhasil menggabungkan working paper nya sehingga pada akhirnya terdapat 4 draft resolusi yang akan diajukan untuk voting.  Namun sayangnya pada akhir persidangan, tidak terdapat satupun draft resolution yang memiliki mayoritas voting tertinggi untuk diloloskan. Walaupun belum ada draft resolution yang dihasilkan oleh legal committee, namun keseluruhan jalannya sidang telah memberi banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang tentu saja dapat berguna untuk pengembangan softskill di masa depan utamanya pada public speaking, kemampuan bernegosiasi, dan leadership.

C.    Pelajaran yang Didapat
a.       Mengasah Kemampuan berbahasa Inggris
Dalam sidang HNMUN ini kami memiliki kesempatan berinteraksi dalam bahasa inggris dengan para native speaker. Hal yang perlu diingat bahwa kita dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup komprehensif baik secara lisan maupun tulisan, karena bahasa yang digunakan dalam sidang merupakan bahasa diplomatik dan hukum serta memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan bahasa inggris untuk percakapan sehari-hari.

b.      Memperluas wawasan
Dalam mendapatkan komite di HNMUN ini, kita tidak dapat begitu saja memilih komite yang kita sukai atau kita kuasai, karena pihak panitia yang akan menentukan negara apa dan komite mana yang akan kita wakilkan. Seperti dalam HNMUN ini, saya mendapatkan Legal Committee yang bukan merupakan bidang keahlian saya, maka saya mendapatkan kesempatan untuk mempelajari sendiri bidang hukum ini dan dengan begitu saya terpicu untuk memperluas wawasan saya di bidang ini, agar saya memiliki kesiapan dalam sidang HNMUN. Melalui interaksi dengan delegasi negara lain saya juga banyak belajar mengenai kondisi global yang terjadi di dunia, khususnya berkaitan dengan topik pada legal committee.

c.       Mengasah public speaking and negotiation skill
HNMUN ini merupakan ajang yang sangat baik untuk mengasah public speaking, dimana kita harus berpidato secara singkat dan lugas di hadapan ratusan delegasi negara lain. Selain kemampuan kita diasah pada moderated caucus, kemampuan negosiasi saat unmoderated caucus juga tidak kalah pentingnya. Pada sesi bebas ini justru dinamika persidangan berjalan dan terjadi penentuan aliansi negara. Kemampuan berinteraksi dan meyakinkan negara lain untuk setuju dengan resolusi kita merupakan hal yang saya pelajari dalam sidang ini.



D.    Rekomendasi Untuk Delegasi Selanjutnya

a.       Memahami tata cara persidangan atau parliamentary procedure
Delegasi yang baru pertama kali mengikuti simulasi sidang PBB pada awalnya pasti akan merasa bingung dengan tatacara persidangan dan jalannya persidangan itu sendiri, maka sangat penting bagi delegasi yang akan berangkat untuk mengenal lebih dalam tentang Model United Nation (MUN). Langkah pertama tentunya dengan membaca dan mempelajari parliamentary procedure yang telah disediakan oleh panitia HNMUN. Kemudian delegasi juga sebaiknya menonton video-video contoh Model United Nation untuk mengetahui gambarannya. Lebih lanjut lagi, alangkah lebih baiknya jika sebelumnya delegasi dapat mengikuti salah satu MUN yang diadakan di Indonesia agar delegasi telah merasakan simulasi atmosfir persidangan sehingga lebih siap menghadapi HNMUN.

b.      Riset materi yang mendalam dan penyusunan working paper
Topik-topik materi yang diajukan dalam persidangan HNMUN merupakan topik-topik global yang komprehensif sehingga delegasi perlu menyiapkan riset yang cukup mendalam untuk mempelajari topik tersebut. Ada baiknya delegasi juga melakukan riset dengan menghubungi langsung tokoh atau pakar yang ahli dalam topik tersebut. Delegasi juga perlu menyiapkan sub topic motion yang sekiranya dapat diajukan beserta speech atau pidato mengenai motion tersebut yang akan disampaikan. Delegasi juga perlu menyusun working paper nya terlebih dahulu dengan menjelaskan proposal solusi yang nyata yang akan diajukan, sehingga negara kita memiliki kekuatan untuk mengajak negara lain menyetujui pendapat negara kita.

c.       Fokus dan aktif dalam tiap sesi
Keaktifan dalam setiap sesi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Dengan ratusan delegasi berkumpul dalam satu ruangan, kesempatan kita untuk terlihat dan mendapatkan kesempatan pidato cukup sulit. Delegasi juga perlu memerhatikan lokasi tempat duduk agar lebih mudah terlihat oleh direktur. Semakin sering kita mengangkat plakat, juga lebih besar kemungkinan terpilih untuk berbicara. Maka delegasi harus fokus pada jalannya perdebatan sehingga selalu siap untuk mengemukakan pendapatnya. Keaktifan juga terlebih lagi diperlukan pada unmoderated caucus, dimana banyak delegasi negara lain yang terlihat begitu agresif dalam mendekati negara lain untuk masuk ke aliansi nya, dalam hal ini diperlukan jiwa kepemimpinan dan rasa percaya diri yang tinggi.

d.      Pembagian tugas
Jika dalam satu komite terdapat dua delegasi, maka antara keduanya diperlukan pembagian tugas yang jelas. Strategi dapat dilakukan dengan bergantian, satu orang delegasi di dalam ruangan untuk mengikuti jalan nya persidangan dan satu orang lagi di luar ruangan melakukan penyusunan working paper bersama aliansi. Dalam melakukan aliansi juga perlu diselaraskan pemikiran antara kedua delegasi, diperlukan kesamaan pandangan dan persetujan antara keduanya agar jangan sampai masing-masing delegasi telah beraliansi dengan negara-negara yang berbeda.


Future Goals - A HNMUN 2013 Selection Essay

My Future Goals Define My Successful Life

Harumi Aini
Beswan Djarum 27 RSO Jakarta


There are so many decisions to take, and there are also so many changes in this life. However, the choices that we make and the way we run this life will establish our future. Setting an obvious goal in our life is one way to reach success. A person needs to achieve certain goals in one’s life before you can call them successful. Success is to achieve goals that we have set. Goals motivate us to achieve our dreams and hopes. I consider myself as a dreamer. I dream not just in my sleep, but I try to make all of my dreams become true. Once I dream about something, it becomes my desire. Then I wrote it down, and it becomes my future goals. Those future goals become my motivation for the accomplishment of my goals, to finally become an achievement.

A meaningful statement that usually motivates me is “World will step aside to give way for those who know their goals. And be sure that they will reach their goals because they have prepared it.” Stated by David Starr Jordan. I am still in the process of making my dreams come true. I try to fill my days with meaningful activities, so I can live a useful life and be useful for others. I live my life with dynamics, it makes life not boring and more interesting. I like to explore new different things that can open up my minds. I’m not afraid of trying something and failed because I believe that success doesn’t belong to those who never fall, but those who could get up from their failure. I usually categorize my goals into immediate goals and long term goals.

Immediate goals are the goals that I have planned to be achieved in a short period. After I list the goals I want to accomplished, then I plot out the steps to get there, then figuring out which ones must be taken first and keep updating my goals after I successfully accomplished one of the goals. My current immediate goal is enrich myself with proper education and additional skills also experiences during my college time. We need to have descent education to compete in this global era. The future global competition will require me to go through education and self-development programs. I plan on gaining additional skills, like leadership and cooperation, by my involvement in a variety of associations or organizations. I develop my potentials on public speaking and debating by joining several competitions. I also believe that communication and networking are very important skills that I need for a professional development. That is why I will continue my professional development by participating in conferences, attending seminars, taking some courses and workshops, then hopefully can continue my post-graduate education abroad one day. I believe that we have to enhance global partnership throughout the world. That is the reason why I like to be involved in some international events like Asia-Africa Youth Forum or Model United Nations. I experienced the benefits from joining those events like sharpen my diplomacy skill, expand my network, gain new information and knowledge, widen my way of thinking perspective, and many more. International events are also a good way to be Indonesia’s ambassador. We can promote and represent our country to the world as a part of young generation’s responsibility.

One of my long term goals is to be an entrepreneur. ‘To be a job creator, not a job seeker’; that is my future goal. Indonesia is currently in a lack condition of job fields. Entrepreneurship is indeed one of the driving motors that can be a solution to the economic problems in Indonesia. I have a desire to be an entrepreneur since a very young age, but I also realize the process of being a good entrepreneur is not easy. To achieve my dream for being an entrepreneur, I have been through several steps. I started to sell some products to my friends when I was in junior high school, then in senior high school I joined a student company to improve my capability in entrepreneurship. Now in college, together with my friends I am currently running a culinary business which is Fish Kebab. We already have one outlet located in our campus and we are still in the process to develop this business.

I also have another plan in developing a business. Together with my mother, I have planned to open a chocolate shop business. I believe that Indonesia is the third largest producer of cocoa but we still don’t have many processed chocolate industry. We still export raw cocoa bean, while actually we have the potentials on increasing the added value of cocoa itself. To prepare myself on the business, I had taken lesson at a chocolate school to learn the techniques of chocolate processing and to gain knowledge about chocolate industry. We have already invested the equipments which are needed in the business and we already made some surveys also other preparations. We plan to open the chocolate shop in these following months and hopefully this could be the right path for the accomplishment of my dream.

Another future goal of mine is always be a useful person who can give good influences to my surroundings, that is what I always wanted to be. I like to spend my spare times to be involved in several social and community development activities. Through those activities, I hope I can be a useful person. I believe we live in this world not just for our own happiness but we should also aware and care for others. I really wanted to give real contribution regarding social problems happen around us. Until this day, I have participated in some volunteering projects on education and entrepreneurship in villages. It gives me great experiences and motivation to do and give more to my beloved country.  My future goal is one day if I become a successful entrepreneur, I will have my own foundation as a Corporate Social Responsibility so I can give good impacts to my society and surroundings.

My happiness in what I do is also a goal for me in my life. There is no way someone can become successful if they are not happy with what they are doing. If their job is going to make them miserable, they will never show 100% efforts in their work. I am happy on what I am doing now, I am so thankful for this life and I hope happiness, hard work, and prayer can lead me to accomplish my dreams, goals, and reach a successful life.


Beswan Djarum, come join us!

Bersatu seikat Beswan Djarum. kita semua bergandengan tangan
Membuka hati, membuka harapan, bawa citra harum…
Tatap masa depan kita, yang penuh tantangan dengan keberanian
Janganlah ragu, janganlah bimbang, singkirkanlah segala rintangan…

Lantunan hymne Beswan Djarum yang bergema di auditorium PRPP Semarang pada Nation Building Beswan Djarum angkatan 28, menggelitik memoriku saat setahun yang lalu aku berada persis di tempat yang sama. Tepat setahun yang lalu aku resmi bergabung menjadi keluarga Beswan Djarum angkatan 27. Tahun ini, aku beruntung dapat menjadi salah satu Beswan yang dipilih untuk menjadi panitia Nation Building angkatan 28. Sebanyak 504 penerima beasiswa plus Djarum Foundation atau biasa disebut Beswan Djarum, berkumpul bersama untuk bersilahturahmi dan saling mengenal.

Menjadi seorang Beswan Djarum, merupakan salah satu hal yang terdapat dalam daftar impianku. Beasiswa Djarum Plus ini adalah beasiswa pertama yang aku ikuti dan satu-satunya yang aku inginkan. Beasiswa ini bukan beasiswa biasa yang hanya memberikan bantuan finansial saja, tetapi lebih dari itu aku mendapatkan pengalaman berharga, pelatihan bermanfaat, kesempatan emas, teman yang banyak dan sebuah keluarga baru.

Seleksi Beswan Djarum diawali dengan pengumpulan berkas pendaftaran kemudian disaring melalui tes psikotest, Focus Group Discussion dan juga wawancara. Tidak seperti beasiswa lain yang mensyaratkan surat keterangan tidak mampu, seleksi Beswan Djarum ini lebih menitikberatkan pada prestasi, keaktifan berorganisasi, pribadi dan karakter yang kuat. Beberapa minggu setelah menjalani rangkaian seleksi tes, aku ditelpon oleh staf dari Djarum yang menyatakan aku lolos. Tak terbayangkan betapa senangnya aku saat itu, akhirnya apa yang aku inginkan dikabulkan oleh Tuhan. Ternyata ada 15 orang dari IPB yang diterima sebagai Beswan Djarum angkatan 27. Beberapa dari kami sudah saling mengenal dengan baik satu sama lain.

Dalam mendapatkan uang bulanan, beasiswa lain biasanya mentransfer uang bulanan ke rekening mahasiswa. Tidak begitu halnya dengan Djarum, kita harus datang langsung ke kantor regional untuk mengambil uang bulanan secara cash. Hal ini dimaksudkan untuk tetap menjalin hubungan baik dan komunikasi antar instansi dan penerima beasiswa.

                Kisah sebagai Beswan Djarum diawali dengan Nation Building tahun lalu. Saat dimana kami seluruh Beswan se-Indonesia dikumpulkan selama 5 hari di Semarang. Disana kami berlatih untuk sebuah pertunjukan di malam puncak peresmian Beswan Djarum. Malam puncak ini akan dihadiri oleh seluruh rektor undangan dan petinggi dari Djarum. Malam puncak Dharma Puruhita ini juga dimeriahkan dengan beberapa artis dan selebritis untuk menghibur para Beswan. Kami dilatih oleh para pelatih professional, baik latihan teater, menari, juga choir. Selain latihan penampilan, di nation building juga diadakan Talkshow Kenegaraan, dimana kaum muda dibangkitkan rasa nasionalisme dan pengabdian untuk negara. Kami juga dikejutkan dengan hiburan bintang tamu yaitu Ari Lasso. Kami juga diajak cultural visit ke Kudus. Kudus adalah kota asal terlahirnya Djarum. Disana kami berkunjung ke pabrik rokok kretek Djarum, instalasi pengolahan air limbah, Pusat Pembibitan Tanaman Djarum Bakti Lingkungan, Menara Kudus. Kemudian di GOR Bulutangkis Djarum Bakti Olahraga, kami melakukan kegiatan membatik bersama seluruh Beswan Djarum.

                Kegiatan pelatihan selanjutnya bagi Beswan Djarum yaitu Character Building. Selama 3 hari kami dilatih dengan kegiatan outbond di hutan daerah Cikole, Lembang. Kami tidur bersama di sebuah barak dengan menggunakan sleeping bag. Seluruh peralatan elektronik disita selama kegiatan. Aktifitas outbond yang harus kami jalani tidak hanya membutuhkan kekuatan fisik, tapi juga mental serta kerjasama dan kekompakan tim. Waktu Character building ini juga pertama kalinya aku merasakan bermain paint ball, ternyata cukup sakit juga kalau terkena pelurunya sampai menimbulkan bekas memar. Hal yang menarik saat Character Building yaitu Caraka Malam. Di tengah kegelapan hutan, kami berjalan sendiri-sendiri dengan tidak boleh membawa senter ataupun lilin. Kami harus menyusuri trayek hanya berbekal berpegangan pada tali raffia yang terbentang sepanjang perjalanan. Dalam perjalanan kami menemui beberapa pos yang menguji beberapa indra seperti penglihatan, rabaan, dan penciuman. Di tengah jalan, kami dikagetkan dengan kemunculan ‘makhluk-makhluk’ menyeramkan yang telah disiapkan. Kami juga harus membawa sebuah pesan hingga pos terakhir. Kegiatan caraka malam ini amat berkesan bagiku, apalagi aku menjadi orang pertama yang memulai tantangan ini.

                “Beswan Djarum anti kelaparan!” Itulah slogan yang diberikan para Beswan karena tiap kegiatan kami selalu dimanjakan dengan makanan yang melimpah, juga penginapan terbaik di hotel bintang 4. Kegiatan pengembangan diri selanjutnya yaitu Leadership Development. Pada kegiatan ini, kami mendapatkan pelatihan kepribadian, menulis, public speaking, presentasi, dan kepemimpinan. Pada hari kedua pelatihan diadakan lomba presentasi. Tiap kelompok harus memilih satu daerah tertinggal di Indonesia dan membuat rencana pengembangan daerah tersebut. Kelompokku berhasil memenangkan lomba tersebut dengan mengusung Kabupaten Bima sebagai kawasan Agroeduwisata. Di akhir kegiatan juga dilaksanakan lomba debat untuk mengasah kemampuan analisis dan berpikir kritis para mahasiswa.

                Selain Pelatihan-pelatihan tersebut, Djarum juga membuka banyak kesempatan bagi para Beswan seperti lomba blog dengan hadiah wisata ke Raja Ampat serta Pulau Komodo. Ada pula writing competition, dengan membuat karya tulis yang inovatif dan dapat menjawab permasalahan yang terjadi di masyarakat dengan total hadiah puluhan juta rupiah. Salah satu kesempatan emas yang ditawarkan Djarum yaitu menjadi delegasi untuk Harvard National Model United Nation 2013 di Boston, USA. Kegiatan ini merupakan event yang sangat bergengsi, dimana kita menjadi delegasi sebuah negara dan kemudian melakukan simulasi sidang PBB dengan membahas beberapa topik actual dan berusaha membuat resolusi terhadap permasalahan tersebut. Aku mencoba ikut mendaftarkan diri dengan mengirimkan sebuah essay dan persyaratan lainnya yaitu nilai TOEFL minimal 550. Setelah berbulan-bulan menunggu dengan harap-harap cemas akhirnya doaku kembali dikabulkan Tuhan. Aku berhasil lolos seleksi tersebut dan menjadi delegasi Djarum untuk HNMUN 2013 bersama dengan 8 orang Beswan lainnya. Semua biaya perjalanan dan pengeluaran untuk HNMUN akan ditanggung oleh Djarum dan bahkan kami dapat extend satu minggu untuk kemudian memanfaatkan waktu untuk berwisata di USA. Kini kami ber-9 masih dalam tahap persiapan dan semoga semua berjalan dengan lancar.

                Terkadang ada yang sinis mengatakan bahwa beasiswa Dajrum Plus berasal dari hasil penjualan rokok, tapi menurutku daripada uang tersebut digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat, jauh lebih baik uang tersebut digunakan untuk menyokong pendidikan Indonesia seperti yang dilakukan Djarum Bakti Pendidikan ini. Anugerah yang Tuhan berikan melalui Beasiswa Djarum Plus ini mungkin tak dapat diungkapkan semua dengan kata-kata. Yang jelas aku sangat bersyukur dapat menjadi bagian keluarga besar Beswan yang memiliki jalinan persahabatan dan ikatan kekeluargaan yang amat kuat.

Beswan Djarum, Come join us! :D

www.djarumbeasiswaplus.org
 
Blog Template by Delicious Design Studio